ember merupakan kota yang sebagian besar penduduknya adalah pendatang. Salah satu penyebab terjadinya Eksodus orang-orang dari bermacam daerah ke Jember adalah karena adanya perguruan tinggi, yaitu Universitas Jember (UNEJ). Oleh karena itu, jumlah calon mahasiswa dari tahun ke tahun semakin meningkat di Jember. Pergerakan ekonomi di wilayah tersebut pun merajalela dengan semakin meningkatnya jumlah pendatang dari tahun ke tahun. sebagai contoh, banyak terciptanya usaha kos-kosan, usaha warnet, usaha Counter Hp, usaha laundry, usaha warung makan, dll. Salah satu kebutuhan pendatang yang paling fundamental adalah kebutuhan akan makanan. Sehingga, dengan adanya konsentrasi sentra ekonomi karena posisinya yang cukup strategis mengundang pedagang lain untuk turut menjajakan usaha kulinernya. Misalnya semakin banyak munculnya Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berdagang di sekitar lingkungan kampus UNEJ.Keberadaan PKL di lingkungan UNEJ tentunya tidak bisa lepas dari persepsi masyarakat tentang PKL yang membuat kotor lingkungan, terutama bagi pihak UNEJ. Anggapan bahwa PKL menganggu kebersihan, keindahan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas pun harus ditelan mentah oleh para PKL. Dilihat dari segi estetika, jalan Jawa dan Kalimantan tempat berjualan para pedagang kali lima tersebut menghadirkan kesan kumuh dan semrawut. Para PKL (khususnya warung lesehan) membuang sampah tidak pada tempatnya, terlebih lagi di sepanjang Jalan Jawa terdapat sungai kecil, sehingga setiap harinya sungai ini selalu menjadi bank sampah PKL UNEJ.
Hal ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan pemerintah dan pihak UNEJ bisa melakukan penggusuran. PKL yang nongkrong di sekitar UNEJ memang sangat menyuplai para pemburu makanan terutama para mahasiswa yang kelaparan. Selain itu, harga makanan juga relatif murah dan semua mahasiswa mampu menjangkaunya. Akan tetapi, jika dari waktu ke waktu keberadan PKL ini semakin jauh dari kebersihan, keindahan dan ketertiban maka jangan menyalahkan pihak pemerintah dan UNEJ jika dilakukan penggusuran.
Oleh Karena itu, pedagang kaki lima harus bisa mengubah image PKL di masyarakat, dengan menunjukkan bahwa PKL juga bisa menjaga kebersihan. Adanya sarana pendukung seperti area parkir yang memadai, tempat pembuangan sampah yang layak juga turut berkontribusi mewujudkan ketertiban dan keindahan kampus. Selain itu, baik pihak UNEJ maupun masyarakat sekitar harus selalu bekerja sama dengan PKL untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan indah. Upaya ini diharapkan mampu menanamkan para pedagang kaki lima akan pentingnya kebersihan, kesehatan dan keindahan, sehingga mutu makanan yang diperjualbelikan pun akan lebih terjamin kesehatan maupun kebersihannya.
Terlepas dari diskriminasi yang masih hangat diperbincangkan terhadap para PKL, banyak pelajaran dan hikmah sosial yang dapat kita peroleh dari Pedagang Kaki Lima. Salah satu manfaat dari PKL UNEJ yaitu kehadiran mereka menjadi salah satu penyangga perekonomian rakyat, menjadi wiraswasta yang mandiri dan membuka lapangan kerja bagi banyak pihak. Di kala lapangan kerja masih minim sekali, pedagang kaki lima lahir menelurkan peluang lapangan pekerjaan, karena bagi masyarakat dengan tingkat perekonomian menengah kebawah, usaha ini relatif mudah dimasuki dengan bermodal kecil dan resiko kerugian tidak terlalu besar.
0 comments:
Post a Comment